Terkadang
heran dengan orang zaman sekarang, seolah memiliki berbagai macam kepribadian.
Tak jarang kita bertemu orang pendiam, namun mereka berisik dalam ketikan
sosial media. Hal ini membuat kita bertanya-tanya hingga mencari berbagai kemungkinan dan
jawaban. Mungkin mereka jenis manusia yang membutuhkan sosial media untuk
mengungkapkan gejolak hati dalam dirinya. Mungkin juga mereka bukan tipe orang
yang suka bercerita. kemungkinan-kemungkinan dan kemungkinan yang terjadi. Dari
sini kita tahu,
banyak orang punya pendapat tapi tidak semua orang bisa menyuarakan apalagi
secara tepat. Perlu dorongan dan sedikit paksaan agar mereka tahu pentingnya
berpendapat.
Untuk
mendapatkan kata sepakat, mesti melalui berbagai macam kontra pendapat dan
tidak bisa asal jeplak. Maka dari itu perlunya agama dalam bersosialisasi
sebagai dasar untuk mendapatkan hasil yang akurat dan sesuai dengan aturan yang
beradab, salah satunya adalah melalui wadah organisasi.
HMJ
PGMI UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan adalah salah satu bentuk wadah untuk
memupuk rasa percaya diri, dimana di dalamnya ada berbagai macam divisi
departemen. Semuanya melatih rasa percaya diri. Disini kita menitikberatkan
pada Departemen Agama dan Sosial. Belajar bersosialisasi secara global
sekaligus agama dan tata krama. Mengolah emosi ilmu bahasa dalam bertutur kata.
Departemen
agama dan sosial. Dengan cover sebagai salah satu departemen HMJ yang
berlatarbelakang agama. Salah satu bentuk wadah untuk belajar dan sekaligus
berdakwah dengan menjaga eksistensi kegiatan beragama itu sendiri agar tidak
hilang. Seperti Isra mi'raj, Pesantren Ramadan, Ziarah dan kegiatan lainnya
yang bersangkutan.
Setiap
anak atau mahasiswa belajar di kampus untuk mendapat kan ilmu pendidikan yg
diharapkan dapat menunjang masa depan diri mereka masing-masing. Namun pada
dasarnya semua hal tersebut dapat diraih dengan ikhtiar dan tidak hanya belajar.
Pengalaman dan berbagai macam bentuk kegiatan yang bisa kita lakukan itu juga
sangat penting untuk menunjang perilaku maupun kepribadian kita dimasa yang
akan datang. Belajar berorganisasi berpendapat secara tepat dan berfikir
kritis.
Keyakinan
pada nilai agama menjadi spirit organisasi untuk merancang dan merealisasikan
tujuannya. Maka organisasi yang berbasis keagamaan memiliki sensitifitas dan orientasi untuk
kesejahteraan yang lebih baik.
semakin menguatnya organisasi atau lembaga formal di masyarakat justru akan mempersempit ruang-ruang keagamaan, ternyata tidaklah demikian. Justru dengan hadirnya agama dalam organisasi, maka jangkauan organisasi semakin luas, memasuki sel-sel organisasi secara lebih dalam dan manusiawi.
Jadi,
dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa setiap orang di media sosial
memiliki berbagai macam kepribadian dan berpendapat mereka masing masing, untuk
meningkatkan kesadaran akan pentingnya berpendapat tidak hanya melalui media
sosial dapat dilatih melalui organisasi.
——————————————————————————————————
Reporter : Delliza Firdaus
Editor : Aan Fadia Annur, M.Pd.
Redaktur : Departemen Jaringan, Komunikasi dan Informasi
0 comments:
Posting Komentar